Heeehhhh…aku
punya blog yak? Sampe lupa ngapdet tulisan lagi, sibuk bener dah di kerjaan
sekolah
(-_______-‘) emang dasarnya luh males nulis kali Mpok.. hehehe
Well, ,mau
share menu ala gue lagi neh. Sebenarnya late post banget sih, karena uji coba
resep ini udah dilaksanakan di dapur mama hampir 2 bulan lalu. Biasanya gue
dapet ide untuk improve resep masakan setelah jelalatan dan ngiler-ngiler liat
resep atau postingan foto di medsos. Atau kadang ide masak iseng mampir setelah
melototin bahan-bahan di supermarket yang lagi diskon. Tapi kali ini, terlintas
aja di jaringan saraf otak gue buat pegang wajan dan ulekan setelah
memperhatikan kondisi sosial dan pergaulan anak jaman sekarang.. Hah, ada gitu
hubungannya? Ya adalah, dicomblangin aja sih.
Jadi
begini ceritanya, sekarang kan lagi nge-tren tuh istilah cabe-cabean sama
terong-terongan, bahkan ada istilah terong dicabein. Belakangan muncul lagi
jamur-jamuran sama melon-melonan (WTF). Dri istilah inilah gue coba bikin resep
baru, dengan hak cipta dan nama resep mutlak punya gue (Idiih!! Sok iye..), dan
inilah mahakarya chef Andini, Cabe Jamuran Diterongin (Eh gubrak, berasa ngeri
nama resepnya). So, let’s start do it!
Bahan yang
kudu ente punya (terserah mau beli, minta atau nanem sampe nunggu panen dulu. Yang
penting cara perolehnya HALAL):
Terong
ungu 6000 perak (cuci bersih, potong-potong)
Jamur
tiram 3000 perak (cuci bersih trus di suwir-suwir)
Cabe merah
2000 perak
Garam (kiralogi, alias kira2 enaknya segimana)
Gula
(kiralogi juga, alias kira2 enaknya segimana)
Bawang
merah 5 siung
Bawang
putih 3 siung
Tomat
setengah biji (buahnya yak, bukan bijinya)
 |
Gampang lah nyari bahan-bahannya |
Cara masak
(kalo ente multitasking, sah-sah aja masak sambil fesbukan, dengerin musik,
teleponan, asal jangan sambil debus pake piso aja):
1. terongnya
di goring dulu sampai kuning kecoklatan (kalo coklat kehitaman itu tandanya
terongnya angus). Angkat, sisihkan.
2. cabe,
garam, bawang merah, bawah putih diulek halus
3. Tumis
bumbu halus dan masukkan tomat, kemudian masukkan jamur. Tumir hingga jamur
lemas (layu tak berdaya gitu deh)
4.
Masukkan terong, aduk hingga bumbu merata. Tambahkan gulanya juga (khawatir
keasinan)
5. Susun
di piring saji (gak usahlah pake garnis-garnisan, ntar ujung2nya tuh garnis
dipinggirin)
And This
is it, Cabe Jamuran Diterongin ala gue
 |
Wait.. tampilannya berasa dejavu >____< |
Hmm,,
sebenarnya yaa ada nilai keprihatinan yang muncul saat mikirin inih resep.
Apalagi, kalo bukan istilah-istilah di atas tadi. Kreatif yah orang-orang buat
bikin label ke orang lain, apalagi yang jelek-jelek. Emang semua istilah tadi
konotasinya negative, cabe yang diartikan sebagai bocah perempuan yang mulai
berlagak dan berpenampilan wanita dewasa, terong yang merupakan wujud metafora
dari laki-laki yang banyak tingkah dan cenderung alay, cabe diterongin istilah
untuk laki-laki yang mengalami disorientasi gender dan seksual, jamur sebagai
akronim dari janda di bawah umur dan melon, hmm.. if you know what I mean aja
deh.
Sebagian
menghendaki perilaku-perilaku tersebut sebagai salah satu gaya hidup anak muda
jaman sekarang, bahkan saya dapati beberapa postingan foto medsos menggunakan
hashtag istilah tersebut dengan bangga. Padahal latar belakang istilah itu
muncul akibat pergaulan yang – saya rasa – sudah teramat kebablasan. Tanpa
kontrol. Saya setuju, jika ada yang perlu diperbaiki dari cara mendidik mereka
ini, atau jika ditinjau ulang lebih jauh, perlu perbaikan dari tempat asal
mereka, rumah dan keluarga. Ah, saya tak ingin membahas permasalahan ini
terlalu detil, cukup jadikan fenomena ini sebagai PR saya sebagai pendidik dan
(kelak) sebagai madrasatul ula. Dan sebagai anggota masyarakat yang baik,
saya (dan Anda) merasa perlu untuk bantu
mencerdaskan mereka.